Filosofi Sarasvati

Disajikan topik Sarasvati, yang artinya Dewi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Mari kita pahami ajaran nilai luhur yang tersurat dalam pustaka suci Siva Purana 1.12.9, yang dikutip sebagai berikut:

“सरस्वती नदी पुण्या प्रोक्ता षष्टिमुखा तथा ।
तत्तत्तीरे वसेत्प्राज्ञः क्रमाद्ब्रह्मपदं लभेत् ॥ ९ ॥
sarasvatī nadī puṇyā proktā ṣaṣṭimukhā tathā |
tattattīre vasetprājñaḥ kramādbrahmapadaṁ labhet || 9 ||”

Artinya:
Sungai suci Sarasvatī dikatakan memiliki enam puluh muara atau pusat-pusat suci di tepiannya. Oleh karena itu, seorang yang cerdas harus tinggal di tepiannya. Ia akan mencapai wilayah Brahma secara bertahap.

Adapun makna nilai luhur filosofi Sarasvati dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sarasvati Nadi – Sungai Sarasvati

Maknanya, Sarasvati adalah sungai yang abstrak. Ketika dikunjungi ke Sangam Prayaga, Uttar Pradesh, Jambhudvipa, yang tampak hanya Sungai Yamuna dan Sungai Gangga. Ketika ditanyakan kepada seorang Rsi, “Mana sungai Sarasvati?”, dijelaskan bahwa aliran dari pertemuan itulah yang disebut Sungai Sarasvati.

Dari sini dapat dipahami bahwa apa yang mengalir adalah Sarasvati—pengetahuan yang bersifat niskala. Kecantikan itu relatif, maka pengetahuan dicari terus-menerus dan dipelajari agar manusia dapat menemukan teknologi untuk memudahkan karma marga, yaitu cara hidup manusia di jagat raya.

2. Ṣaṣṭimukha – Enam Puluh Muara

Maknanya, angka 60 dapat diuraikan sebagai angka 6:

  • Umur 6 tahun: wajib belajar atau wajar.
  • 6 tahun pendidikan dasar (kelas 1–6).
  • 6 tahun pendidikan menengah pertama dan atas (kelas 7–12).
  • 6 tahun pendidikan tinggi (normalnya 6 semester untuk lulus S1).

Jika terlambat, maksimal diperpanjang 6 semester lagi, lebih dari itu akan dianggap DO (drop out) secara sistem. Ini mencerminkan spirit shiksa niskala—pendidikan spiritual yang kini relevan dalam pendidikan modern, atau Shiksa Naya Wartamanam Yuge (pendidikan zaman sekarang).

3. Vaset Prājñah – Orang yang Cerdas

Dengan spirit Dewi Sarasvati, umat dituntun menjadi orang cerdas:
Harati, Vijña, Jñānin, Sajjñāna, Suputra, Suputri, Śiṣṭa, Danta, Vūyayantara, Sādhunām, Puruṣottama, Vidagdha, Ririh, Dueg, bijak, bajik, dan Jñātah.

4. Kramād Brahmapadam – Mencapai Brahma Secara Bertahap

Maknanya, seorang terpelajar mengikuti tata krama berguru dalam masa Brahmacarya secara tekun dan berkelanjutan. Perspektif ini dikenal sebagai etnopedagogi, yaitu pendidikan berbasis tradisi:

  • Dimulai dari Brahmacarya (masa berguru),
  • Berlanjut ke Grhastha (masa belajar dalam keluarga),
  • Diteruskan ke Vanaprastha (masa belajar spiritual di usia pralanjut),
  • Hingga mencapai Bhiksuka atau Sannyasin, dan melayani umat secara tulus.

Pada akhirnya, seseorang melepaskan masa Purna Adhyayanam (kesempurnaan belajar), untuk mencapai Mukta atau bersatu dengan Brahman—Mokṣa.

Intinya, melalui pendidikan berkelanjutan, Dewi Sarasvati mengalirkan air suci pengetahuan yang niskala. Seseorang yang Vaset Prājñah—yang cerdas dan tekun belajar sejak Brahmacarya hingga Bhiksuka, akan mencapai penyatuan dengan Brahman.

Sarasvati di Sangam Prayaga tidak tampak secara fisik, namun diyakini hadir secara niskala. Demikian pula Brahman—tidak terlihat, namun diyakini ada berdasarkan śraddhā nitya.

Selamat Hari Pendidikan Sakala Niskala. Rahayu. Svaha. Ksama ca Ksāmi.

Palangka Raya, 2/5/2025
Oleh I Ketut Subagiasta

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *