Catur Weda Sebagai Weda Inti
Umat Se-Dharma,
Dalam pustaka suci ada menyebutkan:
“Šrutistu vedo vijñeyo dharmaṡāstram tu vai smṛtiá
te sarvātheṣva mimāmsye tābhyāṁ dharmohi nirbabhau”
Artinya:
Yang dimaksud dengan Sruti adalah Veda, dan dengan Smrti adalah Dharmasastram. Kedua pustaka suci ini tidak boleh diragukan kebenaran ajarannya, karena keduanya adalah sumber Dharma.
Hindu yang membumi dengan kebinekaan bukan berarti memiliki kitab suci yang berbeda-beda atau perbedaan tanpa dasar. Bukan pula suatu kebebasan dan perbedaan tanpa batas, melainkan kebinekaan dengan sumber Dharma, Sistacara maupun Atmanastuti, dengan pustaka suci Weda sebagai bingkainya. Baik Weda Sruti maupun Weda Smrti diyakini sebagai suatu kebenaran mutlak. Demikian juga, dasar keyakinan yaitu Panca Sradha dan pokok-pokok ajarannya, Tri Kerangka Ajaran, menjadi pedoman dasarnya.
Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk memantapkan kualitas Sraddha-nya dengan pemahaman yang benar terhadap pokok-pokok ajarannya, berfalsafahkan Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda suku, budaya, Desa, Kala, Patra, Sistacara, maupun Atmanastuti sebagai sumbernya, tetapi tetap berlandaskan pada pustaka suci Weda sebagai nilai dasarnya. Niscaya, akan dapat terbangun umat Hindu yang damai, rukun, dan harmonis.
(MDS II.10)
Made Worda Negara
BINROH Hindu TNI AU
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta