• |

    Melukat Sukma: Harmoni Jiwa, Alam, dan Cahaya Purnama

    Di bawah sinar bulan purnama, kegiatan spiritual Melukat Sukma sukses diselenggarakan di Pantai Parangkusumo, Yogyakarta. Bertemakan “Harmony of Mind, Body, Soul, and Nature”, acara ini mengangkat pentingnya kesehatan mental, spiritualitas, dan koneksi dengan alam. Dihadiri oleh 150 peserta, acara berlangsung tertib, khidmat, dan penuh makna, dibalut dalam suasana malam purnama yang cerah dan indah. Rangkaian…

  • Berbuat dengan Ketanpa-Akuan

    Mutiara Weda Yogyakarta, 13/10/2025 Umat sedharma, dalam śāstra diungkapkan: orang yang memiliki keinginan untuk berbuat bebas tanpa keakuan dapat dipastikan akan mendapatkan kedamaian serta keharmonisan dalam hidupnya. Orang yang berjiwa sabar, tenang, dan tulus ibarat air yang masuk ke dalam samudra — walaupun terus-menerus namun tetap tenang tak bergolak. Demikian juga halnya dengan orang yang…

  • Dharma Śāsana

    Mutiara Weda Yogyakarta, 12/10/2025 Umat sedharma, dalam pustaka suci Weda Saṁhitā ada menyebutkan: “Satyabrūyat priyaṁ, priyaca nānṛta brūyād eṣa dharma sanātanam.” Hendaknya ia mengatakan apa yang benar dan mengucapkan apa yang menyenangkan hati orang; dengan ajaran Ethika Hindu menjadi pijakannya Dharma Śāsana. Demikian pula, jangan sekali-kali mengucapkan kebenaran yang semu dan menyakitkan serta jangan pula…

  • Bunga Dharma

    Mutiara Weda Yogyakarta, 10/10/2025 Umat sedharma, kebahagiaan, kenikmatan, dan kesenangan yang penuh tanpa gangguan akan membuat Ātman (roh sejati) dapat mencapai kebahagiaan sejati menuju kelahiran yang disebut sebagai kelahiran Deva Yoni (lahir dalam wujud kedewataan), yang disebut dengan aiśvarya (kemuliaan), dan menjadi buah atau bunga-bunga dharma. Demikian pula sebaliknya, manakala pikiran selalu diselimuti oleh bibit…

  • Filosofi Gatāgatam

    Palangka Raya, 01/10/2025 oleh I Ketut Subagiasta Filosofi gatāgatam berarti “datang dan pergi”. Ajaran luhur ini termuat dalam pustaka suci Bhagavadgītā X.21 sebagai berikut: “आदित्यानामहं विष्णुः ज्योतिषां रविरंशुमान् ।मरीचिर्मरुतामस्मि नक्षत्राणामहं शशी ॥ १०-२१॥ ādityānām ahaṁ viṣṇur jyotiṣāṁ ravir aṁśumān,marīcir marutām asmi nakṣatrāṇām ahaṁ śaśi. Artinya:Dari para Āditya (dewa matahari), Aku adalah Viṣṇu; dari benda-benda yang…

  • Cakra Dharma

    Mutiara Weda Yogyakarta, 01/10/2025 Umat sedharma, sifat melayani akan nilai-nilai dharma (Dharma-sevanam) merupakan bagian dari ethos kerja atau karma baik (śubha-karma) sesuai ajaran ethika Hindu. Sifat melayani terhadap nilai kebajikan pada sesama (Dharma-sevanam) akan dapat membangun kesucian diri serta menjadi pondasi dasar dalam mengarungi kehidupan bagi setiap umat Hindu. Dari kesucian akan lahir kemuliaan, dari…

  • Tri Semaya

    Mutiara Weda 30/09/2025 Umat sedharma, dalam sistem filsafat Hindu ada tiga konsep ruang-waktu yang berorientasi pada kelangsungan kehidupan umat manusia dari masa ke masa yang disebut Tri Semaya. Tatkala orang bijak memperhatikan apa yang terjadi di masa lampau (Ātīta), menjaga apa yang ada sekarang (Vartamāna), serta mampu mengantisipasi apa yang akan terjadi di masa depan…

  • Filosofi Sṛṣṭir Āditah

    Palangka Raya, 30.9.2025 Oleh I Ketut Subagiasta Disajikan tentang filosofi Sṛṣṭir Āditah (ciptaan alam ini). Mari dipahami ajaran luhung tentang ciptaan alam ini secara ekoteologi bernilai pendidikan Hindu pada pustaka suci Mānava Dharmaśāstra sloka I.78 yang dikutip sebagai berikut: jyotiṣaś ca vikurvāṇād āpo rasaguṇaḥ smṛtāḥadbhyo gandha guṇa bhūmir ityeṣā sṛṣṭir āditaḥ Terjemahan:“Demikian pula dari sinar…

  • Sentuhan Indria Perlu Diatur

    Mutiara WedaYogyakarta, 29/09/2025 Umat sedharma, sifat keterikatan (rāga) dan kebencian (dveṣa) yang sering menggerogoti jiwa umat manusia sangat dipengaruhi oleh pengaturan sentuhan-sentuhan indria (indriya) dengan obyek indria. Bila tidak dikendalikan, kedua sifat tersebut akan mempermudah terwujudnya kesadaran diri (ātma-jñāna). Bagi mereka yang jiwanya selalu dipengaruhi oleh rasa benci, iri hati, dan sejenisnya, sesungguhnya adalah orang…

  • Filosofi Ātmanastya

    Palangka Raya, 29.9.2025Oleh I Ketut Subagiasta Sangat penting diuraikan mengenai filosofi Ātmanastya (bunuh diri). Mari dipahami ajaran dalam pustaka suci Mānava Dharmaśāstra, sloka V.89 tentang bunuh diri dikaji secara ekoteologi yang mengandung nilai pendidikan Hindu, dikutip sebagai berikut: “वृथासंकर जातानां प्र व्रज्यासु च तिष्ठताम्आत्मनस्त्य् आगिनां चैव निर्वर्तेत् ओदक क्रिया” vṛthāsaṁkara jātānāṁ pra vrajyāsu ca tiṣṭhatāmātmanastya…