|

DIALOG PUBLIK II RELIGIONS FOR PEACE INDONESIA

Bali, pulau yang terkenal dengan keindahan alam dan pariwisatanya, kini menjadi pusat perhatian dalam Dialog Publik II yang digelar oleh Religions for Peace (RfP) Indonesia dengan mengajak kerjasama Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Bali serta dua organisasi, yaitu: Gita Santih Nusantara (GSN) dan Gedong Gandhi Ashram
(GGA). Didukung oleh Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) atau Religions for Peace (RfP) Asia.
Acara ini bertujuan untuk membahas dan mengatasi perubahan iklim yang semakin merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali.

Bali dipilih sebagai lokasi yang menjadi fokus perhatian. Mengapa? Karena Bali sebagai kawasan pariwisata yang sudah mendunia, saat ini banyak mengalami perubahan yang cenderung merusak baik lingkungan alam, tata kelola kehidupan bermasyarakat, ketidakadilan sosial, ekonomi dan ekologis. Ada banyak contoh yang sedang terjadi. Keadaan yang berdampak kepada masyarakat petani, nelayan, dan kehidupan masyarakat di seluruh Bali pada umumnya.

Latar Belakang:

Perubahan iklim bukan lagi isu yang dapat diabaikan, terutama di Bali yang mengalami dampak serius pada lingkungan dan kehidupan sosial. Cuaca yang sulit diprediksi, panas yang meningkat, dan jarangnya hujan adalah masalah nyata yang mempengaruhi masyarakat, terutama yang memiliki ekonomi minim.

Tujuan Acara:

  1. Kesadaran Dampak Buruk: Meningkatkan kesadaran masyarakat Bali terhadap dampak buruk perubahan iklim.
  2. Jaringan Kerjasama: Membentuk jaringan kerjasama antara pemerintah, pemimpin agama, pemimpin adat, lingkungan pendidikan, masyarakat sipil, media, dan masyarakat umum.
  3. Aksi Konkret: Mendorong aksi konkret untuk mencegah dan mengatasi dampak perubahan iklim di Bali.

Rangkaian Kegiatan:

  1. Dialog Publik II: Diskusi melibatkan narasumber dari berbagai latar belakang untuk membahas dampak perubahan iklim dengan fokus pada film terpilih.
  2. Pengumuman dan Pemberian Hadiah: Penghargaan untuk film terbaik yang menggambarkan dampak perubahan iklim di Bali.
  3. Makan Siang Bersama: Kesempatan untuk berdiskusi lebih lanjut dan menjalin koneksi.

Hasil dan Harapan:

Dengan diakhiri harapan agar acara ini menjadi pendorong aksi konkret dalam melibatkan semua pemangku kepentingan dalam upaya bersama menghadapi perubahan iklim di Bali. Bali diharapkan dapat menjadi pionir dalam pencegahan dan penanggulangan dampak buruk perubahan iklim di Indonesia dan Asia.

Penutup:

Dialog Publik II bukanlah akhir, melainkan awal dari upaya berkelanjutan untuk menyelamatkan Bali dari kerusakan fatal. Semua pemangku kepentingan, terutama para pemimpin agama, memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan kehidupan sosial di pulau ini.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *